to bee enjoyed okeyyyyyyyyy

Laman

Senin, 22 September 2014

Ketulusan Hati, Lobu Gemuk Nenek Poni



Suatu hari nenek poni menanam biji labu yang di beri peri almi sebagai imbalan kepada nenek poni yang dapat menjaga alam sekitarnya, “di mana cangkul ku yaaa” nenek poni mencari cangkulnya “nahhh ini dia cangkulku” cuaca yang begitu damai memberi waktu singkat bagi nenek poni menanam labu “tumbuhlah dengan baik ya labu agar kau mendapat teman yang banyak di kebunku” nenek poni menanam labu di samping tanaman pare, ketika malam tiba biji labu yang di tanam nenek poni tumbuh dengan cepat, karena labu tumbuh dengan cepat kebun pun menjadi ramai “tongmat lihat si labu telah tumbuh” bisik pere kepada tongmat, begitupun yang lainnya, semua sayuran menjadi gempar Karena pertumbuhan si labu yang begitu cepat, keesokan harinya “ini lahh q si lobu gemuk dari perkebunan nenek poni” labu menyapa semua sayuran yang lainnya ketika matahari terbit “wahhh lobu mengapa kau begitu gemuk” tanya pere pada lobu “iyaa lobu badanmu pun tumbuh dengan sangat hijau” tanya tongmat yang heran, belum sempat lobu menjawab terlihat nenek poni yang berjalan menemui labu “wahhh cepat sekali kamu membesar, nenek harap kamu dapat menjadi labu untuk santapan para anak-anak dipanti esok hari” nenek poni menyiram tanaman lobu dengan gembira, nenek poni pun kembali masuk ke dalam rumah “apa lobu kamu esok hari tidak akan dapat menikmati hidup lagi, kamu akan di jadikan makanan bagi anak-anak panti asuhan” tanya pere yang terkejut “yaaa begitulah tapi aku sangat gembira” dengan senyum lobu yang lebar “apa kamu gembira, lihat kami tak pernah menyuburkan diri kami agar kami tidak petik ” tegas tongmat tertawa kecil “teman-teman aku bahkan akan menggemukan diriku 2 kali lebih besar, agar aku dapat berguna bagi yang membutuhkan, aku tak ingin hidup berlama-lama jika tidak berguna, dan menyusahkan, aku bahagia sudah dapat menghirup udara walaupun hanya sebentar” ucap lobu dengan wajah gembira.

Minggu, 21 September 2014

Meniti cinta di kota gondola



       Macau kota yang di sebut-sebut sebagi las vegasnya asia kota yang indah untuk di jadikan tempat liburan, berbagai hal dapat di lakukan di kota ini. Terlihat seorang wanita dengan langkah yang cepat dan tergesa, memiliki pesona asia yang sangat khas, hidung yang senada dengan bentuk wajahnya, bibir yang tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, matanya yang sedikit sipit namun tajam dengan kulit berwarna sawo matang, dengan gaya yang cool menggunakan kerudung ala orang cordoba dan syal merah yang melilit di lehernya, arranda  berjalan menyusuri jalan yang menanjak menuju foodcourt dengan tergesa-gesa mengejar sang waktu yang tak hentinya berjalan, kunci yang berwarna emas membuka foodcourt yang telah lama menunggu.
“haiiii arranda are you okey today?” tanya Paulo yang membuka toko souvenirnya
hello Paulo, I’am okey, how about you?”
“tentu baik”
Dengan nada portugis yang kental dari lidahnya Paulo terbatah-batah berbahasa inggris dan indonesia, ruins of the st paul merupakan salah satu tempat yang harus di temui ketika berkunjung ke macau sebuah bangunan yang lebih tepatnya disebut sebuah dinding dulunya adalah bangunan Gereja St Paul, menjadi tempat yang strategis bagi arranda untuk membuka foodcourt di sepanjang jalan menuju ruins of the st paul, dengan umurnya yang genap berusia 24 tahun ia menjadi seorang wanita yang sangat kuat. Berbagai  cobaan telah ia hadapi ketika berada di indonesia , yang pada akhirnya  membuat ia memutuskan untuk menjadi seorang warga negara di kota macau.
Kringggg…... kringggg…… kringgg
“Assalamu’alaikum hallo honey”
“waallaikum sallam bunda, bunda nanti pulangnya lebih cepat yaaa” suara kecil yang menjadi penyemangat hidup arranda setiap ia melangkahkan kakinya untuk menjalani hidup yang fana
“oke honey”
Cup coffe yang telah tersusun rapi bak menara eifel dari italia, meja-meja yang terlihat elegan dengan warna coklat kayunya, eggtart yang nampak lezat di pandang mata telah tersedia di foodcourt milik arranda, matahari yang mulai menyombongkan diri naik satu hasta lebih tinggi ke angkasa menandakan kesibukan dunia mencapai puncaknya, keramaian dan lalu lalang merupakan hal yang sangat biasa di temukan di sepanjang senado square untuk menuju ruins of the st paul yang merupakan obyek wisata utama Macau.
lady,,,,, 2 cofee dan 3 eggtart oke
“baik meja no 3 siap antar” ujar arranda
“haiiii arranda good morning, how are you?”
morning tentu baik seneido, how about you?”
im fine, thanks arranda”
Seorang pria yang menjadi langganan di foodcourt arranda berhidung mancung dan sedikit berewokan, seorang pria yang nampaknya menjadi idaman bagi setiap wanita, arranda pun pernah menyukainya tapi karena ia telah berjanji tak akan menikah dengan pria di macau ia buang jauh-jauh keinginan itu. sang waktu mulai menggetarkan jiwa keindahan kota macau di sepanjang senado square di tambah dengan pertunjukan-pertunjukan yang memukau bagi siapa saja yang menyaksikan, semakin mendekati waktu petang semakin ramai manusia yang berdatangan, berbagai lampu pun menghiasi di tambah dengan pesona indahnya casino-casino yang berdiri, 4 orang laki-laki nampak terlihat dari kejauhan yang pastinya akan menuju  ruins of the st paul, wajah-wajah asia sangat jelas di wajah itu dan terutama yang mengenakan t-shirt coklat. ohhh ya betul, arranda memperhatikan dengan seksama dari balik kaca foodcourtnya
“ehhh kita mampir aja dulu dehh, udah gak kuat nih”
“ lu ni ya, baru juga beberapa jam jalan”
“payah”
Meja dengan 4 kursi tepat berada di pojokan  mendekati pohon yang berhiaskan lampu tapi bukan lampu natal ya, menjadi persinggahan bagi 4 laki-laki yang di perhatikan arranda
“ehhh tu cewek pake kudung, mukanya juga indonesia banget”
“yang mana”
Alan menunjuk arranda yang tengah menuang coffee dalam cup, fahri yang sontak melihat dari tempat duduknya sedikit terpesona dengan wajah arranda yang lembut namun tegas
“silahkan di nikmati”
“orang indonesia kahh?”
 Tanya arranda pada 4 laki-laki yang dengan seksama memandang arranda
“ohhh iya tentu”
“salam dari saya untuk kalian dan keluarga di indonesia”
 Ucap arranda yang manis kepada 4 laki-laki dari indonesia, fahri yang masih penasaran dengan arranda terus memandangnya yang terkadang sekali-sekali arranda pun menyadari hal tersebut.
Dari balik jendela apartemenya fahri memandang jauh kasino-kasino yang berdiri kokoh di luar jendela, dengan secangkir mocha late di tanganya ia tersenyum sendiri ketika membayangkan arranda seorang wanita indonesia yang berwajah eksotis dengan kerudung ala orang cordoba, di hirupnya mocha late dengan mata yang memandang ke luar jendela yang berhiaskan lampu-lampu ala surga dunia, aji  memegang bukunya a wonderfull about love membuyarkan lamunan fahri yang telah melanglang buana entah kemana
“haiiii sob lu kenapa, kayak orang goblok gitu”
“apa sihhh , ehhh kamu masih ingat gak dengan cewe di foodcourt senade squere tadi”
“ehhh guys, ni sohib kita kayaknya jatuh cinta sama lady tadi dehhh” aji memanggil ke2 temanya, Semua berhambur menepuk pundak fahri yang hampir saja mocha latenya tertumpah di lantai, fahri hanya tersenyum dengan perbuatan yang di lakukan teman-temannya.

“bunda besok kan free kita ke venetian hotel yaaa”
“tapi kan bunda harus tetap buka foodcourt
“tapi kan ada bibi grace yang juga bisa menunggu, please bunda”
Seira memegang tangan arranda erat memandang sendu dengan matanya yang bulat, arranda hanya tersenyum dan memeluk seira.
 Arranda berdiri menuju sofa, di pegangnya remote control  sebuah chanel dengan siaran khusus yang menayangkan indahnya indonesia dengan pemandangan pulau sumatera yang menjajakan amperanya, istana maemun dan sebagainya, terjatuh air mata arranda ketika ia mengingat kejadian 7 tahun silam kejadian kelam yang sangat tidak mungkin untuk di laluinya “tomi andaikan engkau tak meninggalkanku, tapi sudahlah” arrandapun tertidur di sofa dengan di temani televise yang terus menyala sampai suara adzan dari handphonenya berbunyi.
Suasana pagi mulai menguak, desir angin pajar yang menelisik di tubuh menerobos melalui jendela yang lupa di tutup arranda pada malam sebelumnnya, suara-suara hentakan sepatu mulai terdengar lalu lalang di apartemen, di lihatnya seira yang masih sangat lelap menikmati tidurnya, arranda berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya dan segera mengambil wudhu. matahari mulai malu-malu menampakan diri, seira yang terbangun menghampiri arranda yang tengah menggoreng telur mata sapi, sembari memegang tangan arranda, seira meminta kembali untuk mengajak ibunya ke venetian hotel
“okeeee bunda”
“iyaaa udah dehhh, kalau maksa, mandi dulu yaa, bunda mau siap-siap”
Akhirnya arranda tak tahan dengan bujuk rayu seira yang meleburkan hatinya.
shuttle busying tepat berhenti menghantar arranda dan seria menuju venetian hotel pada pukul 11 siang, menyusuri komplek terbesar di dunia, seira nampak senang dan gembira di tambah dengan langit-langit hotel dan ornament yang luar biasa dengan sorotan lampu-lampu kuning menyala, arranda hanya tersenyum padahal seira sudah sering menuju venetian hotel namun entah mengapa hari itu seira sangat bersemangat. Venetian hotel nampak ramai sekali dengan wisatawan yang berasal dari segala arah depan, belakang, kiri dan kanan. Berjalan menyusuri koridor Grand Canal District nampak terlihat. Seira berlari menuju jembatan yang Nampak indah, arranda mengikuti kamapun seira pergi.

“sob yuk naik gondola”
“eiiii tapi gak lama naek gondola cuman 20 menit, abis aja ntar duit kita” ucap fahri yang juga asyik mengabadikan moment di venetian hotel dengan kamera di tangannya
“ehhh lu mahhh udah yok kita naik” alan menarik lengan fahri
Fahri, alan, bram, dan aji sangat menikmati perjalanan mengitari canal di atas gondola dengan di temani suara gondoler asli dari venesia itali dengan suara emas bak seorang seriosa profesional mengenakan busana yang unik, fahri terus saja asyik mengabadikian arsitektur-arsitektur bangunan di venetian hotel sementara ke3 temennya asyik berpoto selfi menggunakan tongsis, di dekat jembatan mendekati tempat turun, kamera fahri menangkap gambar yang sangat mengejutkan, di lihatnya seorang arranda memegang tangan seorang anak kecil di atas jembatan, yang sontak membuat fahri terkejut dan segera menyuruh gondoiler untuk mempercepat ayunan dayungnya. Sontak ke3 temannya kesal terhadap fahri yang langsung pergi menghampiri arranda, sementara ke3 temannya belum puas dan melanjutkan kembali perjalanan menaiki gondola.
Dengan hati-hati fahri mendekati arranda yang memberikan ice krim kepada seorang anak kecil di sampingnya.
“haiiiii” arranda menoleh ke arah suara yang menyapanya
“haiiiii siapa yaaa” tanya arranda, ohhh my good baru kemaren berjumpa sudah lupa pikir hati fahri “uhmmmzz saya orang indonesia yang ke foodcourt mu bersama ke3 laki-laki lainnya”
“ohhhh ya yaa aku ingat, teman-temanmu mana”
who is he bunda” what fahri terkejut mendengar anak kecil tersebut memanggil arranda dengan panggilan bunda
“ini orang yang mampir di foodcourt kita honey” jawab arranda
“hello om, senang berjumpa dengan om, nama saya seira”
“ohhh yaaa senang berjumpa dengan kamu sayang, nama  om fahri”
“nama yang bagus” jawab seira, fahri hanya bisa tersenyum
“ohhh ya kalau boleh saya tau, nama mbak siapa yaaa”
“saya arranda, sepertinya umur kita sama fahri”
“ohhh ya, umur saya 25”
“umur saya 24 tahun”  hahhh tambah terkejut hati fahri, umur berapa arranda menikah, seabrek pertanyaaan ingin di sampaikannya namun hanya satu pertanyaan yang sempat di tanya sebelum para 3 mas ketir datang, dan jawaban yang di dapatnya ialah, arranda seorang single parents dengan putrinya berumur 7 tahun bernama seira.
Fahri terduduk lesu di atas sofa dengan tanganya yang memutar-mutar knop radio yang di sediakan di hotel tempatnya menginap, terdengar suara nyanyian orang tercekik di kerongkongan yang sangat asing di dengar telinga, pikiran fahri mulai mengandai-ngandai apakah ia seorang wanita nakal, apakah ia kabur dari desanya, apakah apakahhhh
“aaaaaaaaa” fahri menjerit dengan keras, sontak saja 3 mas ketir terkejut dan menghentikan game yang mereka mainkan
“woiiiii apa sihh lu, ngagetin aja tau gak” ujar bram geram terhadap fahri
“ntah ni kayak kesambet setan dari insidious aja luuu”
“ihhh serem dong”
Suasana menjadi sedikit aneh dan kacau, fahri terlihat sangat kusam, dengan lesu fahri berdiri dan menghampiri 3 mas ketir yang masih asyik melanjutkan permainan
“heiii guys aku mau curhat ni”
“Curhat ajee, lu gimana sihh baru aja ketemu pujaan hati”
“MASALAHNYA ARRANDA SINGLE PARENT”
“whattttttttttttttt” 3 mas ketir terkejut bukan main
“ahhh lu gile, udah buang jauh angan-angan lu dekatin dia, jauh-jauh ke macau dapet single parent, yaa gak guys” ujar alan pada bram dan aji
“enggak banget dehhh” aji dan bram serentak dan kompak juga menjawab
“ahhh ya udahlahh, males gua, mau tidur”
Enggak mungkin kan ini kayak film india mohabatain karan yang suka ama kiran yang akhirnya mereka jadian, tapi ini beda arranda udah punya anak, huh dunia ini begitu banyak menyimpan mistery  aku cuman bisa jalani, semuanya akan terjadi atas kehendak tuhan.
“woiiiii bangun” alan melemparkan bantalnya ke badan fahri yang masih asyik tertidur,
“lu mau pegi gak sihhh kita mau jalan lagi”
“udah kalian pergi aja, aku tunggu di kamar ajalah”
Fahri menolak ajakan ke3 mas ketir yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan fahri yang masih asyik dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
Blazer coklat dengan topi gaya maher zain, dan juga sepatu bot yang menampilkan fashion yang di dambakan di daerah yang beriklim tropis seperti indonesia, fahri berjalan menyusuri pertokoan di senido square, tangannya yang di letakan di saku karena musim dingin sedang melanda. Membawa camera yang selalu tergantung di lehernya bak seorang photografer profesional ia menuju foodcourt arranda, fahri berdiri dari balik jendela luar, terlihat arranda yang begitu rapi, kerjanya yang begitu focus melayani beberapa pelanggan yang mampir di foodcourtnya, tiba-tiba mata arranda melihat keluar seolah ia tahu bahwa seseorang mengamatinya, fahri langsung bergegas menyembunyikan dirinya. fahri dengan memberanikan diri berjalan memasuki foodcourt dengan langkah pasti ia memanggil arranda dan meminta untuk membawakanya coffe dan 2 porsi eggtart,
“sendirian aja fahri”
“iaa kebetulan yang lainnya masih pada tidur” fahri tersenyum lebar
“ohhh jadi mau ke mana hari ini”
“maunya keliling menuju Macau , gedung judi paling terkenal di dunia casino lisboa dan Lotus Square, Galaxy Macau, pokoknya semuanya” ujar fahri yang seolah mengharapka arranda dapat menawarkan diri menjadi tour guidenya
“jadi banyak yang belum di hampiri yaaa”
“iyaa lagian gak ada yang kenal di sini, coba aja ada yang mau jadi tour guide sehari aja”
“yaa udah kalau gitu aku mau temenin tapi sehari aja kan”
“kamu serius, iyaaa deh iya”
“tapi besok yaaaa”
“Iyaaa okeee-okeee”
Suara riuh di sepanjang pinggiran-pinggiran casino yang berhamburan dengan lampu-lampu hias yang menari riang di temani musik-musik yang menggetarkan, arranda rasanya ingin cepat sampai apartemennya, namun bus baru akan datang 5 menit kemudian, di seberang jalan di lihatnya laki-laki dengan mengenakan pakaian yang sangat rapi tak lupa pula rabut kelimis seperti perosotan ketika ia TK dahulu, arranda melamun dan tersenyum untuk apa rapi-rapi gitu entar  juga kalah berjudi aku yakin keluar bajunya udah hancur lebur, arranda tersenyum  sembari melirik kanan dan kiri takut ada yang melihat ia tersenyum sendiri.
“bunda kenapa malam sekali, pulang hari ini”
“maaf sayang kan baru selesai semuanya”
“lain kali jangan lakukan lagi yaaa”
“iyaaa bunda janji gak bakal lakuin lagi”
Malam di langit yang bersih dengan sedikit awan yang menggumpal di dekat sang rembulan memberikan suasana damai tersendiri bagi fahri yang sejak tadi memandang dan berdiri di dekat jendala, tak dapat ia bayangkan apa yang akan terjadi esok hari, hatinya semakin mereka bahkan ocehan-ocehan 3 mas ketir yang selalui melarangnya untuk mendekati arranda tak di hiraukannya, ia tak lagi memikirkan apa yang akan terjadi ke depan ia hanya yakin bahwa cinta sejati adalah cinta yang tumbuh dengan sendiri tanpa sebuah alas an yang berarti.
Di depan venetian hotel fahri telah berdiri tegap menunggu arranda yang sudah datang berjalan menghampirinya, arranda menyapa fahri yang tersenyum merekah kepadanya, di dalam buss banyak hal yang di bicarakan fahri dan arranda, fahri dengan gayanya yang menawan memperhatikan arranda menjelaskan kota macau yang indah dan mengapa menjadi las vegasnya asia, tak terasa fahri dan arranda telah sampai di A-Ma temple kuil tertua yang ada di Macau, banyak sejarah yang hadir dari tempat ini banyak juga momen berphoto yang di habiskan di tempat ini, setelah 1 jam mengitari A-ma temple, arranda melanjutkan tournya membawa fahri menuju Guan Yin Statue ditengah laut, Guan Yin statue tersebut di desain oleh orang Portugis Dari New Port area, arranda menyuruh fahri untuk menengok ke sebelah kiri, terlihat tidak jauh dari area tersebut fahri terkagum melihat gedung berbentuk kerucut yaitu Macao Science Center. Tepat pukul 1 siang fahri dan arranda mulai merasa cacing di perut mereka mulai menjerit-jerit akhirnya mereka memutuskan untuk singgah ke restoran cina di dekat Wynn Casino di mana di tempat ini akan menampilkan pertunjukan Tree of Prosperities sebuah pohon yang keluar dari lantai yang membuka pohon tersebut berputar-putar menampilkan warna 4 musim, mulai dari warna emas, warna hijau (musim semi), warna coklat (musim panas), warna merah (musim gugur) dan warna putih (musim dingin) dan kembali ke warna emas lalu kembali masuk ke lantai yang perlahan-lahan menutup.     Setelah kenyang dan memenuhi hasrat untuk makan siang fahri dan arranda melanjutkan perjalanan menuju Lotus Square & Lisboa yang menjadi lambang prosperity yang di hadiahkan oleh pemerintah cina, fahri memanggil seseorang yang tengah asik berjalan di sampingnya sembari berbicara sesuatu yang arranda tak dapat mendengarnya.
“ayooo arranda” fahri menarik lengan arranda menuju lotus square, arranda hanya terkejut dan merasakn ada sesuatu tergetar di hatinya.
thank you very much
you are welcome” ujar turis yang ternyata di minta fahri untuk memphoto fahri dan arranda.
Perjalanan yang panjang yang hanya di lalui 1 hari antara fahri dan arranda hampir semua tempat wisata sudah di jumpai, namun mereka terlupa akan satu hal yang belum di nikmati bersama yups venetian hotel mereka belum merasakan indahnya naik gondola hanya berdua, akhirnya fahri setelah mebujuk arranda sedikit lama ia dapat membawa arranda menaiki gondola bersamanya.
“jadi itu yang membuat kamu pisah dengan tomi?” tanya fahri
“sudahlah fahri aku tak mau mebahasnya lagi biarkan yang lalu berlalu, aku tak mau lagi kejadian kelam itu teringat kembali”
“tapi dengan kejadian itu apakah engkau tidak mau lagi untuk mempunyai seorang pendamping hidup”
“tidak aku tak mau kejadian itu terulang dua kali, aku sudah bahagia dengan seira, tanpa pendamping pun aku dapat menjalani hidupku dengan baik”
Fahri hanya dapat terdiam di atas gondola dengan di iringi suara gondolier yang juga sangat mendukung hati fahri yang hampir renyuk. Di depan venetian hotel fahri dan arranda pun berpisah, hati fahri yang henyuk dan arranda yang mengingat kembali kejadian tujuh tahun silam di atas gondola menjadikan sebuah perpisahan yang sebenarnya tak di inginkan.
Fahri melepas sepatunya, 3 mas ketir berdiri sambil bercakap pinggang memandang fahri dengan wajah geram, fahri menjadi bahan ocehan malam itu dengan di iringi musik yang menggelegar dari radio di atas meja, hatinya yang hancur mendengar pernyataan arranda di tambah lagi hujatan dari 3 mas ketir membuat ia semakin tertunduk diam.
Setelah membuka foodcourt arranda tiba-tiba terpikir akan fahri yang telah pulang ke indonesia, satu hari yang di laluinya bersama fahri nampak susah untuk di lupakanya, arranda hanya melamun sambil memegang beberapa cup yang akan di susun rapi
bom dia arranda, como está?”
bom dia lucia, estou bem obrigada, e você?
Estou bem, obrigada, há uma carta para você de fahri”
“ohhhh Obrigada Lucia”
“yaaaa”
Lucia memberikan sepucuk surat berwarna merah dengan bertuliskan nama fahri, arranda sedikit terkejut kenapa begitu kebetulan sementara dia sedang memikirkan fahri
 “dear arranda......
Kau tau malam di macau ini sangatlah indah gugusan bintang dan kerlap-kerlip lampu malam yang berkilauan, namun tak dapat mengalahkan keindahan satu hari bersamamu, mungkin aku bukanlah seorang penyair handal namun akan aku tuangkan seluruh kemampuanku untuk mengungkapkan isi hatiku padamu, aku tak bisa berbasa-basi namun kau ingat ketika berada di bawah pohon lotus kau mengatakan bahwa bunga lotus arti lain bunga teratai yang harus mati dan dikubur dalam lumpur, sebelum bisa kembali sebagai bunga, Itu sama dengan perasaanku saat ini aku harus mati dan mengubur cintaku padamu namun apa daya ternyata cinta itu semakin hidup dan semakin berkembang, sekitar 2 bulan lagi aku akan mengunjungi macau kembali ku mohon datanglah di tepi canal dan naiklah gondola jika kau menerima perasaanku,
Salam dariku Muhammad fahri
Tertetes air mata arranda membaca surat fahri, ternyata arranda tidak menyadari bahwa fahri mencintainya meski hanya dalam waktu beberapa hari saja, begitukah cinta yang datang tak mengenal waktu dan menyukai tak mengenal status pikir arranda.
Fahri sibuk dengan pekerjaannya siang dan malam ia mengejar target untuk menyelesaikan segala proyek yang di terimanya rasa cemas akan perasaanya yang mungkin akan bertepuk sebelah tangan, sedikit berubah tabiatnya ia semakin menyendiri tidak banyak bicara dan hanya focus akan pekerjaannya bahkan 3 mas ketir tak pernah ia hiraukan lagi
“fahri lu kenapa sih semenjak pulang dari macau lu kayak orang kemasukan setan” ujar alan
“lu masih inget sama tu cewe, parah tu cewe sampe buat kawan kita kesurupan gini”
“ehhh bram jangan gitu dong”
“namanya cinta kita mau bilang apa lagi, fahri maafin kita ya atas kejadian di macau?”
“iyaaa ri, sekarang kita bakal support lu, kalau lu emang cinta ama tu cewe lu kejar deh ampe mana aja”
“pertanyaanya tu cewe suka gak sama lu” fahri hanya tertunduk sembari berkata “aku gak tau”
“alamakkkkk” Ujar 3 mas ketir,
“tapi seminggu lagi aku ke macau, aku mau bukitin cinta dengan arranda”
“nahhh git dong, semangat broo, kita dukung lu 100%”
Fahri tersenyum dan memeluk 3 mas ketir yang akhirnya menyetujui cintanya kepada arranda meskipun ia tak tahu apa yang akan terjadi.
Suasana nampak berbeda awan dan matahari nampak indah di pandang mata namun hati arranda tak tentu ketika menyusuri jalan menuju tepi canal venetian hotel, di lihatnya seorang gondolier yang telah memegang dayungnya dan siap mengantar arranda, arranda terhenti sejenak di depan gondola hatinya bingung entah kemana, namun kakinya melangkah dan menaiki gondola arranda pun terkejut ketika ia menaiki gondola dag dig dug berdegup kencang hatinya ketika gondola mulai berjalan, arranda hanya memejamkan mata namun ia terkejut dengan suara seorang anak yang tak asing di telinga di buka matanya, sebuah balon berbentuk hati yang besar di ujung canal tepatnya di atas jembatan ketika fahri menemuinya, seorang anak kecil dan laki-laki yang gagah dan tegap dalam berdirinya mengenakan jas warna hitam dan memegang rangkaian bunga mawar merah yang begitu indah, dengan beberapa pemain biola di sampingnya, arranda tertegun sejenak dan meneteskan air matanya ia tak tahu apa yang akan di lakukannya, gondola telah menepi arranda berdiri dan berjalan mendekati fahri yang sangat tampan malam itu dan juga seira yang memegang erat tangan fahri, arranda tersenyum dan memandang fahri yang tepat berada di depanya fahri membalas senyumannya sembari memberikan bunga mawar kepada arranda, namun arranda belum mengambilnya, tangan fahri tergetar namun dengan keberaniannya fahri menekukan lututnya sembari berkata
iria se casar comiga arranda?”
Arranda tersenyum dan meteskan air matanya, seira tertawa gembira, fahri tak dapat menahan rasa bahagianya tanpa di sadari air matanya pun ikut dalam menghiasi suasana.
Arranda dan seira pun memutuskan untuk kembali ke indonesia dan menjalani kehidupan dengan keluarga yang bahagia. sebuah kota yang indah penuh dengan gemerlap malam di sebuah kota gondola sebuah kenangan telah terlukiskan sebuah kenangan fahri dan arranda dalam meniti cinta.     
“Setelah perjuangan yang berat dan kesabaranku dalam membesarkan seira selama 7 tahun  tanpa seorang pendamping di sisiku namun tuhan ternyata menyimpan keindahan yang luar biasa terima kasih tuhan telah menghadirkan fahri dalam hidupku saat ini tak dapat ku lukiskan keindahan dan nikmat yang telah kau beri padaku setelah penantian lamaku”
                                                                                                                     Arranda, 12 desember 2006